Saturday, April 30, 2011

My Stuban's Preparations

Election Day
I never thought before that i'm nominate to be d' leader in stuban. And guess whats next? Voilla, i'm elected to be the leader in that election. I think it wud be great to be the leader and i've gud stuff in my mind. i never thought that my story begin. .

1st day
i've made my first meeting. i still dunno what sud i do, i dunno how to begin the meeting, and everythings that relate it. it b'coz i never be d' leader before. So, this is my 1st xperience, and i try to do my best.

We talk about d'committee, the show,bureau,and everythings that relate it. Actually, i wanna resign from all of this responsible b'coz of some reasons. First, i affraid if i can't do my responsible well, then there is some accident when i borrow key room to my leaders program. I broke his glasses. Oh GOD, i'm embarrassed b'coz this is my first time conversations and i've got mistake. I mean BIG mistake.

The result of that meeting are my committee reject me to resign (it wud be great responsible for me for the next day) and everyone got their own job to do. Next day wud be the busy day. :)

I hope, everythings wud be allright..
:)

1st week, 2nd week, 3rd week, 4th week
There is a lot of situations that almost made me give up. It looked like i mess it up. It starts from distrust (i mean about from never communication then sud adapt) from each committee to others, bureau selections, communication with "the top", and a lot of problems that i don't wanna remind again. And the bad thing is, in the middle of that month, i had mid test fo 2 weeks. Hmm, i can't concentrate my test well.
In one point, i thought that i can't do that, i can't continue this. Until in the middle of that night, i cryin' in silent. I dunno what sud i do for the next day. I've no confident to continue my responsibility. In my pray, i hope everythings runs well and work the best for all.
GOD, please bless me and help me to make it easy. In the morning, i wake up with new spirit and strength enough to face my day...
Thanks GOD. U're my everything.
:)
the gud things is we can get closer and our friendship can be better than before.
Last week
Voilla...
Counting down...
Just hope everythings gonna be okay and runs well.
:)

P.S : to much pain that we've felt and got. But we did our best we could.
I believe after a hurricane comes a rainbow.

Friday, April 29, 2011

Indeks Jurnal ilmiah

Jurnal adalah terbitan berkala yang berisi artikel-artikel. Sedangkan jurnal ilmiah merupakan salah satu jurnal akademik di mana penulis mempublikasikan artikel ilmiah. jurnal ilmiah juga dapat berarti majalah yang khusus memuat artikel dalam suatu bidang ilmu tertentu. Untuk memastikan kualitas ilmiah pada artikel yang diterbitkan, suatu artikel biasanya diteliti oleh rekan-rekan sejawatnya dan direvisi oleh penulis. hal ini biasa disebut peer review (ulasan sejawat).


Friday, April 22, 2011

Citra Pustakawan Masa Kini

CITRA PUSTAKAWAN
  • Definisi Citra
Definisi citra menurut Bill Canton adalah kesan, perasaan, gambaran dari publik terhadap perusahaan; kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi. Menurut Philip Henslowe, citra adalah kesan yang diperoleh dari tingkat pengetahuan dan pengertian terhadap fakta (tentang orang-orang, produk atau situasi). Kemudian Rhenald Kasali juga mendefinisikan citra sebagai kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan. Pemahaman itu sendiri timbul karena adanya informasi. Sedangkan Frank Jefkins mengartikan citra sebagai kesan, gambaran atau impresi yang tepat (sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya) mengenai berbagai kebijakan, personil, produk, atau jasa-jasa suatu organisasi atau perusahaan. Jadi dapat disimpulkan, citra adalah kesan yang muncul karena pemahaman suatu informasi mengenai berbagai kebijakan, personil, produk / jasa suatu organisasi / perusahaan. Citra adalah realitas karena orang hanya dapat bereaksi terhadap apa yang mereka alami dan mereka rasakan. Untuk mengetahui citra seseorang terhadap suatu obyek dapat diketahui dari sikapnya terhadap objek tersebut.

  • Jenis Citra
Frank Jefkins dalam bukunya public relations (1984) dan buku lainnya essential of public relations (1998) mengemukakan jenis citra, antra lain: a. Mirror Image (Citra Bayangan) Citra bayangan adalah citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar, terhadap organisasinya. Citra ini seringkali tidak tepat, bahkan hanya sekedar ilusi, sebagai akibat dari tidak memadainya informasi, pengetahuan ataupun pemahaman yang dimiliki oleh kalangan dalam organisasi itu mengenai pendapat atau pandangan pihak-pihak luar. Dalam situasi yang biasa, sering muncul fantasi semua orang menyukai kita.
b. Current Image (Citra yang Berlaku). Citra yang berlaku adalah suatu citra atau pandangan yang dianut oleh pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Citra ini sepenuhnya ditentukan oleh banyak-sedikitnya informasi yang dimiliki oleh mereka yang mempercayainya. c. Multiple Image (Citra Majemuk). Citra majemuk yaitu adanya image yang bermacam-macam dari publiknya terhadap organisasi tertentu yang ditimbulkan oleh mereka yang mewakili organisasi kita dengan tingkah laku yang berbeda-beda atau tidak seirama dengan tujuan atau asas organisasi kita. d. Corporate Image (Citra Perusahaan). Apa yang dimaksud dengan citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas produk dan pelayanannya. e. Wish Image (Citra Yang Diharapkan). Citra harapan adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen atau suatu organisasi. Citra yang diharapkn biasanya dirumuskan dan diterapkan untuk sesuatu yang relatif baru, ketika khalayak belum memiliki informasi yang memadai mengenainya.
  • Citra Pustakawan
Dalam permasalahan citra, menurut Cram ada beberapa komponen yang selalu dibicarakan berkaitan dengan profesi pustakawan, yaitu penampilan dan kepribadian, serta status dan gaji. Dua pasang kriteria tersebut selalu diperbandingkan dengan profesi lain. Sayangnya, kita selalu merasa berada di tingkat bawah. Padahal ada suatu keunggulan lain, namun tidak kita sadari, antara lain bahwa profesi kita merupakan profesi yang layak dipercaya. Buktinya pustakawan selalu berbicara sesuai dengan apa yang dia ketahui. Keadaan ini mengingatkan kita pada sebuah pepatah yang mengatakan bahwa hanya orang yang berilmu yang akan menghargai ilmu. Hanya masyarakat terdidik yang akan menghargai pustakawan. Hal ini dikarenakan citra pustakawan merupakan cermin realitas bangsa. Citra pustakawan yang selama ini muncul diantaranya adalah:
a. Profesi pustakawan kurang diakui sepenuhnya oleh masyarakat
Profesi pustakawan di Indonesia relatif baru apabila dibanding dengan profesi lain seperti kedokteran, advokat, guru, wartawan, dan lainnya. Oleh karena itu wajar apabila dalam perjalanannya masih mencari bentuk dan menyesuaikan diri. Dalam proses ini dihadapkan pada beberapa kendala antara lain menyangkut pada pengakuan terhadap ilmu perpustakaan dan profesi pustakawan, rendahnya kinerja pustakawan, dan kurangnya perhatian pada perpustakaan.
b. Pustakawan sebagai orang yang tidak selalu memiliki gelar sarjana, apalagi master.
Faktanya, sebagian anggota masyarakat terdidik kita (baca: akademisi) juga masih ada yang memandang profesi pustakawan dengan sebelah mata. Sebagian yang lain berpandangan bahwa untuk menjadi seorang pustakawan tidak harus menempuh jenjang pendidikan tinggi, seperti sarjana dan pascasarjana, namun cukup lulusan sekolah menengah dengan tambahan mengikuti kursus kepustakawanan selama satu atau dua tahun. Malah ada yang lebih ekstrim lagi cukup dengan mengikuti satu dua seminar/ pelatihan/ workshop kepustakawanan dan dengan bekal satu dua sertifikat saja mereka bisa dengan mudah menyandang titel pustakawan. Padahal untuk menjadi profesi pustakawan diperlukan berbagai keahlian khusus yang menunjang profesi tersebut. Yang tidak kalah menariknya adalah sebuah kenyataan bahwa keterpurukan citra pustakawan dirusak oleh “pustakawan” sendiri. Pada saat ini kita sedang menyaksikan sebuah fenomena yang memilukan, yaitu para pengelola perpustakaan merasa malu atau minder mengenalkan dirinya sebagai pustakawan. Sampai ada seseorang yang latar pendidikan sampai jenjang S2 perpustakaan, akan tetapi tidak digunakan untuk menunjang kariernya sebagai pustakwan, malah memilih menjadi peneliti pusdokinfo dengan alasan predikat peneliti lebih keren daripada pustakawan. Demikian juga di kalangan mahasiswa jurusan ilmu perpustakaan, apabila ditanyakan tentang jurusan yang diambilnya, biasanya dengan malu-malu mengatakannya. Begitu juga banyak terjadi di perusahaan-perusahaan besar, bidang dokinfo—yang perpustakaan berada di dalamnya—menjadi bidang untuk menampung orang-orang “buangan.” Ditempatkan di bagian perpustakaan sama dengan dimasukan kedalam “peti mati” atau karirnya telah berakhir. Citra tersebut bisa dirubah karena menarik tidaknya profesi pustakawan tergantung pada diri pustakawan itu sendiri. Sebab secara formal pemerintah telah mengakui dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Penertiban Aparatur Negara (Menpan) Nomor:33/Men/Pan/1998 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya. Keputusan tersebut kemudian direvisi menjadi SK Menpan Nomor:132/Kep/M/Pan/12/tahun 2002. Selain itu pustakawan telah memiliki organisasi profesi sebagai wadah yang menampung, merespon, membela, menyalurkan, membina dan mengembangkan anggotanya, baik dalam ruang lingkup nasional yang bernama Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI), Congress of South East Asean Librarians (Consal) untuk tingkat regional, maupun tingkat internasional yang bernama International Federation of Library Associations (IFLA), serta masih banyak forum atau organisasi yang lain.

c. Tunjangan untuk pustakawan sedikit
Pemeritah menghargai pustakawan sama halnya dengan masyarakat umum. Dari semua jenis fungsional yang ada, pustakawan berada pada “kasta” yang paling rendah, tentu saja dengan tunjangannya pun yang paling sedikit. Berikut ini merupakan perbandingan tunjangan jabatan berdasarkan jenis jabatannya, yaitu: No. Jenis Jabatan Jenjang Jabatan Tunjangan Jabatan 1 Peneliti Utama 1.118.000 2 Perencana Utama 1.118.000 3 Perekayasa Utama 1.118.000 4 Pranata Komputer Utama 1.000.000 5 Perpustakaan Utama 500.000 6 Arsiparis Utama 500.000 Sumber: diolah dari Profil Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil. Badan Kepegawaian Negara, 2004. Sedangkan sekarang menurut perpres nomor 47 tahun 2007 tentang jabatan fungsional pustakawan, tunjangan untuk pustakawan sudah bertambah menjadi 700.000.


d. Penampilan Pustakawan
Pustakawan dalam melayani pengunjung / pengguna perpustakaan, dituntut untuk berpenampilan semenarik mungkin, karena penampilan merupakan hal yang pertama dilihat oleh pengunjung / pengguna perpustakaan. Dengan penampilan awal yang baik, akan memberikan kesan pertama yang baik pula terhadap pengunjung / pengguna perpustakaan,sehingga akan timbul rasa kagum, simpati, dan hormat terhadap pustawawan/karyawan perpustakaan. Dengan penampilan yang buruk akan memberikan kesan yang negatif. Hal ini dikarenakan penampilan merupakan citra perpustakaan dimata pengunjung / pengguna perpustakaan. Dengan penampilan yang baik, citra atau image perpustakaan juga akan baik, demikian pula sebaliknya.
Dalam prakteknya, penampilan seseorang tidak dapat dibohongi, artinya penampilan tidak dapat dibuat-buat namun harus dihayati dan dilakukan dengan penuh keikhlasan (kerelaan), Hilangkan rasa keterpaksaan dalam melayani pengunjung/pengguna perpustakaan, karena hal ini akan mengakibatkan penampilan menjadi tidak baik.



DAFTAR PUSTAKA

Oliver, sandra. 2007. Strategi public relations. Jakarta: erlangga.

Soemirat, Soleh dan Ardianto, Elvinaro. 2008. Dasar – dasar public relations: Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sudarsono, Blasius. 2006. Berkaca sebelum keluar rumah: refleksi diri pustakawan dalam Antologi kepustakawanan Indonesia (hal. 74-84). Jakarta: IPI.

__. __. Membangun citra pustakawan Indonesia. http://www.bit.lipi.go.id/masyarakat-literasi/index.php/membangun-citra-pustakawan-indonesia?showall=1. Diakses tanggal 27 April 2011

__. __. Citra Pustakawan. http://celotehaziz.blogdetik.com/tag/citra-pustakawan/. Diakses tanggal 27 April 2011.